Sabtu, 01 Desember 2012

Akulturasi Psikologis


Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri.  Sebagai contoh, masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran, secara tidak langsung masyarakat pendatang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik mereka untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kebudayaan setempat.

Psikologi adalah disiplin akademis dan terapan yang melibatkan studi ilmiah tentang fungsi mental dan perilaku. Psikologi memiliki tujuan untuk memahami individu dan kelompok karena keduanya menetapkan prinsip-prinsip umum dalam meneliti.

Sehingga Akulturasi Psikologis dapat dikatakan sebagai percampuran antar kebudayaan atau kemampuan yang dimiliki oleh sesorang atau masyarakat.
 















reference :
http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-akulturasi.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Psychology

Multikultural

Multikulturalisme adalah masyarakat yang memiliki beberapa budaya. Istilah ini digunakan dalam dua cara yang luas, baik secara deskriptif atau normatif. Sebagai istilah deskriptif, biasanya mengacu pada fakta sederhana keanekaragaman budaya yang secara umum diterapkan pada suatu demografi yang disusun dari tempat tertentu, kadang-kadang pada tingkat organisasi, misalnya sekolah, bisnis, lingkungan, kota, atau negara. Sebagai istilah normatif, mengacu pada ideologi atau kebijakan yang mempromosikan keragaman atau pelembagaannya, dalam pengertian ini, multikulturalisme adalah masyarakat memiliki kemudahan dengan lingkukangan yang kaya dari kehidupan manusia dan keinginan antara orang-orang untuk mengekspresikan identitas mereka sendiri dengan cara yang mereka lihat cocok. Seperti Ideologi atau kebijakan bervariasi, termasuk antar negara, mulai dari advokasi untuk menghormati satu sama lain dengan berbagai budaya dalam masyarakat, untuk kebijakan yang mendukung pemeliharaan keanekaragaman budaya, kebijakan di mana orang-orang dari berbagai etnis dan kelompok-kelompok keagamaan yang ditangani oleh pihak berwenang seperti yang didefinisikan oleh kelompok mereka miliki.

Namun, kedua istilah yang berbeda tersebut tampaknya memiliki strategi yang tidak konsisten telah dikembangkan melalui kebijakan dan strategi pemerintahan yang berbeda. Yang pertama berfokus pada interaksi dan komunikasi antara budaya yang berbeda. Interaksi budaya memberikan kesempatan bagi perbedaan budaya untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk menciptakan multikulturalisme. Yang kedua terfokus pada keragaman dan keunikan budaya. Isolasi budaya dapat melindungi keunikan budaya lokal suatu bangsa atau daerah dan juga berkontribusi terhadap keragaman budaya global. Aspek umum dari banyak kebijakan mengikuti pendekatan kedua adalah bahwa mereka menghindari menghadirkan nilai-nilai komunitas tertentu sperti etnis, agama, atau budaya sebagai pusat.


reference :
http://en.wikipedia.org/wiki/Multiculturalism

Minggu, 04 November 2012

Akulturasi dan Inkulturasi


Akulturasi adalah proses dari perubahan budaya dan psikologi yang dibentuk dari pertemuan antar budaya. Efek dari akulturasi budaya dapat dilihat dari berbagai tingkatan diantara budaya yang saling berinteraksi. Pada tingkat kelompok, akulturasi biasanya menyebabkan perubahan budaya, adat istiadat dan lembaga-lembaga sosial. Pada tingkat kelompok, efek dari akulturasi budaya juga mempengaruhi makanan, pakaian, dan bahasa. Akulturasi pada tingkat individu, perbedaan dari dari akulturasi individu telah terbukti tidak hanya terkait dengan perubahan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga berhubungan dengan tindakan psikologis dan kesejahteraan fisik.  Enkulturasi (pembudayaan) digunakan untuk menggambarkan proses pertama dari pembelajaran budaya, akulturasi dapat dianggap sebagai pembelajaran budaya kedua.
                                                                 
Konsep dari akulturasi telah dipelajari secara ilmiah sejak 1918. Akulturasi telah di dekati pada waktu yang berbeda dari beberapa bidang psikologi, antropologi dan sosiologi, sejumlah teori dan definisi telah muncul untuk menggambarkan unsure-unsur dari proses akulturasi. Meskipun definisi dan bukti bahwa akulturasi memerlukan proses dua arah agar terjadi perubahan, penelitian dan teori utama difokuskan pada penyesuaian dan adaptasi yang dilakukan oleh minoritas seperti para imigran, pengungsi dan masyarakat adat dalam berkomunikasi dengan mayoritas yang dominan.  Riset kontemporer memiliki fokus utama pada strategi yang berbeda dari akulturasi dan bagaimana variasi dalam sebuah akulturasi budaya mempengaruhi sejauh mana individu-individu beradaptasi dengan masyarakatnya.


Inkulturasi.Inkulturasi adalah tindakan untuk mengkulturasikan kembali (merekonstruki) kebudayaan asli/pribumi atau lebih sering disebut indigenization. Gerakan ini semarak dilakukan oleh Gereja-Gerejadi Asia, Afrika dan Amerika Latin (Selatan), sejalan dengan proses pencarianidentitas diri nasional maupun lokal setelah beratus tahun dibawah penjajahan Barat. Penjajahan yang di dalamnya Mission (Zending) mengambil kesempatan untuk memperluasmisinya, umumnya membunuh identitas lokal, tidak hanya dengan mengclaimnya sebagai sesuatu yang kafir tapi juga memakai faktor ini sebagi dasar politik Devide et Imperanya (Divide and Conquer).

Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Acculturation
http://www.scribd.com/doc/84254037/Inkulturasi-atau-kontekstualisasi

Senin, 15 Oktober 2012

PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA


Definisi Psikologi Lintas Budaya

Psikologi lintas-budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental, termasuk variabilitas dan invarian, dalam kondisi budaya yang beragam. Dengan memperluas metodologi penelitian untuk mengenali variasi budaya dalam perilaku, bahasa dan makna, berusaha untuk memperluas dan mengembangkan psikologi. Karena psikologi sebagai disiplin akademis dikembangkan terutama di Amerika Utara, beberapa psikolog menjadi khawatir bahwa konstruksi diterima sebagai universal tidak sebagai invarian seperti yang diasumsikan sebelumnya, terutama karena banyak usaha untuk mereplikasi percobaan penting dalam budaya lain telah mendapatkan berbagai keberhasilan. Ketika ada pertanyaan apakah teori-teori yang berhubungan dengan tema sentral, seperti pengaruhi, kognisi, konsep diri, dan isu-isu seperti psikopatologi, kecemasan, dan depresi, mungkin kekurang validitas eksternal ketika "dipindahkan" ke konteks budaya lainnya, psikologi lintas budaya memeriksa ulang teori tersebut menggunakan metodologi yang dirancang untuk faktor perbedaan budaya sehingga dapat memperhitungkan varians budaya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan cabang Ilmu lain

Psikologi lintas-budaya dibedakan dari Psikologi Budaya. Yang belakangan ini adalah cabang dari psikologi yang menyatakan bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh perbedaan budaya, yang berarti bahwa fenomena psikologis hanya dapat dibandingkan satu sama lain di seluruh budaya sampai batas yang sangat terbatas. Sebaliknya, psikologi lintas-budaya mencakup pencarian universal mungkin dalam perilaku dan proses mental.

Psikologi lintas-budaya juga berbeda dengan psikologi indegenus, karena Psikologi Indegenus adalah studi tentang tingkah laku yang asli yang tidak diperoleh dari daerah lain yang dirancang untuk orang-orang setempat. Sehingga dapat dibedakan dengan jelas antara Psikologi lintas-budaya dan psikologi indegenus, karena Psikologi lintas budaya lebih melihat kepada pengaruh budaya yang besifat universal, akan tetapi psikologi indegenus melihat kepada keaslian dari tingkah laku manusia dari daerah tertentu.

Antropologi adalah studi ilmiah kemanusiaan, Ini memiliki asala dari  humaniora, ilmu alam, dan ilmu-ilmu sosial. Topik Studi antropolgi termasuk asal usul Homo sapiens dan evolusinya, organisasi hubungan sosial dan budaya manusia, sifat fisik manusia, bagaimana manusia berperilaku, variasi antara berbagai kelompok manusia, bagaimana masa lalu evolusi Homo sapiens telah mempengaruhi organisasi sosial dan budaya, dan sebagainya. Antropologi memiliki hubungan yang dekat dengan Psikologi lintas-budaya, akan tetapi Psikologi lintas-budaya lebih menekankan kepada kondisi mental dan kejiwaan.










Referensi :
Setiono, Kusdwirati , Psikologi Indigenus dan Indigensasi sebagai Acuan Penelitian dan Terapan dalam Psikologi Perkembangan di Indonesia : Universitas Padjajaran.

http://psikologi05.files.wordpress.com/2012/01/psi-perkembangan-indegenius.pdf


http://en.wikipedia.org/wiki/Cross-cultural_psychology

Minggu, 14 Oktober 2012

Transmisi Kebudayaan dari Orang Tua kepada Anak


Budaya adalah seluruh cara hidup masyarakat atau kelompok berupa adat istiadat, bahasa, nilai, produk-produk fisik yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anak.
Transmisi budaya adalah diturunkannya kemampuan atau pengetahuan dari orang tua kepada anak-anak, secara biologis atau berupa pengajaran dari orang tua.

Dari definisi tentang transmisi budaya diatas dapat disimpulkan bahwa, secara biologis kemampuan dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Namun bukan hanya itu saja, kemampuan juga dapat diperoleh anak dengan cara pengasuhan atau pola asuh dari orang tua atau pengasuh. Dalam tulisan kali ini penulis akan membahas tentang transmisi budaya dari orang tua terhadap anak dari segi biologis dan pola pengasuhan serta persamaan dan perbedaan antar budaya.

Transmisi Biologis
Transmisi kemampuan secara biologis salah satunya adalah kemampuan melipat lidah, kemampuan untuk dapat melipat lidah tidak dapat dimiliki oleh setiap orang, karena kemampuan tersebut berhubungan dengan fenotipe dan genotipe. Jadi tidak setiap orang akan memiliki kemampuan dasar yang sama secara genetika, karena hal itu dipengaruhi oleh gen orang tua.

Persamaan  Transmisi Budaya
Jika kita memperhatikan anak-anak yang belum bisa bicara, kemudian anak-anak tersebut belajar mengucapkan kata-kata akan tetapi tidak memiliki arti. Kemudian dari kata-kata yang tidak memiliki arti tersebut berubah menjadi kata tunggal yang selanjutnya menjadi kombinasi dari kata sederhana. Proses belajar yang dilakukan oleh anak-anak tersebut adalah bersifat universal dan bawaan, karena anak-anak di seluruh dunia akan melakukan proses yang sama. Secara logika, anak akan dapat berbicara dengan bahasa yang digunakan oleh pengasuhnya, sebagai contoh seorang ibu mengajarkan bahasa inggris kepada anaknya maka kemungkinan besar anaknya akan dapat berbahasa inggris.


Perbedaan Transmisi Antar Budaya
            Setiap wilayah atau daerah memiliki kebudayaannya tersendiri baik itu dari segi bahasa, nilai dan lainnya. Perbedaan budaya juga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan motorik anak, sebagai contoh ketika orang tua yang menopang anaknya dengan kaki mereka, kemudian melonjak-lonjakannya akan lebih cepat belajar untuk duduk dibanding dengan orang tua yang tidak melakukan hal demikian. Dengan kata lain, peran pola asuh orang tua/pengasuh memiliki pengaruh besar bagi perkembangan anak, perbedaan pola asuh pun akan mengakibatkan perkembangan yang berbeda bagi anak. Perbedaan dapat dilihat dari kecepatan dalam melakukan kegiatan atau perbedaan kemampuan yang didasarkan oleh pola asuh tersebut.

Referensi :
Papalia, Diane E. dkk, human development "perkembangan manusia" terjemahan Brian Marswendy. 2009 Jakarta: Salemba Humanika