Rabu, 03 November 2010

Tawuran Antar Pelajar yang Menjadi Budaya

Tawuran, kerusuhan usuh dan sebagainya bukan menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap perannya dalam masyarakat. Salah satu contohnya ialah para pelajar se Indonesia yang sering melakukan tawuran, mereka lupa terhadap tanggung jawabnya sebagai pelajar untuk menuntut ilmu setinggi mungkin.


Salah satu penyebab tawuran antar pelajar diantaranya: karena adanya salah paham antar pelajar, karena adanya pemalakan dari sekolah lain, saling menghina satu sama lain, merasa sekolahnya yang paling hebat, tawuran menjadi warisan dari senior/tingkat diatas mereka, bahkan sampai memperebutkan siswi oleh dua orang siswa dari sekolah yang berbeda kemudian menjadi konflik antar sekolah (tawuran).
Hal ini wajar terjadi, karena emosi para siswa yang masih labil, ditambah kurangnya keimanan dan pengawasan dari pihak sekolah dan orang tua terhadap para pelajar tersebut. Sebenarnya tawuran sangatlah merugikan bagi para pelajar tersebut, karena pelajar adalah penerus bangsa ini. Akan jadi apa bangsa ini jika kesadarannya para pelajarnya masih sangat rendah. Terlebih lagi jika mereka sampai kehilangan nyawa dalam tawuran, itu bisa menghilangkan harapan keluarga dari pelajar tersebut. Karena itulah budaya seperti ini harus dihilangkan, karena tidak memiliki sisi positif.


Untuk menyelesaikan masalah ini, peran orang tua, dan guru sangat dibutuhkan. Karena merekalah yang seharusnya memberikan penyuluhan tentang agama, mengarahkan pola pikir ke arah yang positif.

Adapun solusi untuk hal ini :
1. Pelajar harus  mengetahui kelemahan dan kekurangan dan melakukan koreksi kepada dirinya, agar dapat menghilangkan sifat kekeliruan.
2. Memberi mereka tempat untuk berekspresi dengan cara yang baik dan sehat.
3. Memberikan perhatian intensif kepada pelajar.

Korupsi Di Indonesia yang Telah Menjadi Budaya

Korupsi bukan menjadi hal yang aneh bagi rakyat Indonesia dari jaman orde lama sampai saat ini, Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin karena moral bangsa Indonesia yang makin hari makin merosot.
Sebut saja data dari : “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) pada tahun 2010, Indonesia menempati peringkat satu negara terkorup se Asia Pasific. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia hampir tidak bisa mencegah dan mengurangi korupsi.

Kini korupsi telah menjadi budaya bagi bangsa kita, karena itulah sulit untuk memberantas korupsi. Meskipun ada lembaga yang berusaha memberantas korupsi, lembaga itu hanya menjadi sebuah lembaga yang mencoba menangkap maling, namun tak punya tangan dan kaki. Sehingga pada akhirnya tidak ada yang bisa ditangkap, meskipun ditangkap, tidak habis sampai ke akar-akarnya. Sehingga koruptor lain bermunculan, karena koruptor di Indonesia itu enak, kalo ketahuan dipenjara cuma sebentar dan penjaranya pun penuh fasilitas. Jadi tidak perlu takut untuk jadi koruptor.

Kita tahu bahwa hampir setiap instansi melakukan korupsi, bahkan instansi yang menyangkut agama yang notabenenya anti pada korupsi. Hal ini sangat aneh, Bagaimana mungkin lembaga Agama korupsi? Padahal lembaga ini seharusnya menaikan moral bangsa. Ditambah lagi lembaga Pendidikan, lembaga yang mendidika moral anak-anak bangsa dari pendidikan paling rendah hingga perguruan tinggi. Lembaga Pendidikan pun pasti melakukan korupsi, walaupun korupsi ini terbilang kecil, seperti korupsi waktu oleh para guru yang datang terlambat, atau lainnya.


Ada banyak cara untuk menanggulangi korupsi di Indonesia, diantaranya dengan memberikan pelajaran kepada seluruh pelajar dari tingkat paling dasar sampai perguruan tinggi. Para pelajar harus diajarkan tentang pentingnya kejujuran dan dampak dari korupsi, semua pelajar harus menyerukan anti korupsi. Karena pelajar adalah pewaris dari peradaban.



Ratna Dwi Lestari