Kamis, 18 April 2013

Perbedaan antara psikoterapi dengan konseling


Perbedaan antara psikoterapi dengan konseling

1.  Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi.
2.   Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan pendidikan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan penyesuaian pengobatan.
3. Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
4. Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.













Referensi:
Mappiare, Andi. 1996. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Senin, 01 April 2013

Pengertian Psikoterapi dan Jenis Psikoterapi


PSIKOTERAPI
Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien. Tujuan pikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
Berdasarkan teori dan teknik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi:
1.     Psikoanalisis
Teknik ini diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Sesuai dengan teorinya, Freud mencoba menjelajahi alam ketidaksadaran pasiennya melalui wawancara yang dinamakan asosiasi bebas. Tahap penting dari teknik ini adalah jika katarsis, yaitu pasien bisa meluapkan emosinya sehingga menimbulkan perasaan lega. Kelemahan teknik ini adalah bahwa proses penyembuhan bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
2.      Hypnoterapi
Sebelum teknik psikoanalisis diperkenalkan, psikiater menggunakan teknik hipnotis untuk menurunkan ambang kesadaran dan mensugesti pasien untuk sembuh. Teknik ini bisa langsung menghilangkan gejala (instant), tetapi hanya berlangsung sesaat dan akan kambuh lagi jika pengaruh sugesti sudah hilang. Oleh karena itu, sekarang dikembangkan teknik hynoterapi baru sehingga pasien atau klien bisa mensugesti dirinya sendiri, dan bisa sembuh total tanpa tergantung pada psikoterapis lagi.
3.      Terapi kelompok
Dalam teknik ini, psikoterapis mengajak beberapa orang dalam proses terapi. Orang-orang itu bisa terdiri atas sesama pasien dengan persoalan yang sejenis, bisa juga pasien dan keluarganya. Tujuannya adalah agar di bawah arahan psikoterapis, orang-orang  dalam kelompok itu bisa saling berbagi dan saling mendorong untuk kesembuhan.
4.      Terapi bermain
Teknik ini digunakan pada anak-anak. Tujuannya adalah agar sambil bermain, anak bisa memproyeksikan perasaan-perasaannya terhadap orang-orang yang menjadi sumber masalahnya, yang biasanya tersimpan dalam alam ketidaksadaran, dan tidak bisa dikeluarkan melalui wawancara biasa.
5.      Psikodrama
Sejumlah pasien dan atau pasien bersama keluarganya, bermain peran seakan-akan mereks mempunyai masalah yang harus diselesaikan bersama. Biasanya dilakukan tukar peran, agar pasien bisa memahami persoalannya dari sudut pandang orang lain sehingga lebih banyak pilihan jalan keluarnya.
6.      Terapi humanistik
Disebut juga client centered. Teknik yang dianjurkan oleh Carl Rogers ini beranggapan bahwa semua orang punya aspek positif dalam dirinya. Psikoterapis bertugas untuk membantu klien menelusuri semua potensi positif dalam dirinya, agar dia bisa mengembangkan dirinya secara positif dan meninggalkan gejala-gejala gangguan mentalnya.
7.      Terapi perilaku (behavior)
Dasar teorinya adalah teori belajar dari J.B. Watson (Behaviorism) yang menyatakan bahwa perilaku bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya reinforcement (ganjaran) yang positif (untuk mendorong) atau negatif (menghambat). Teknik ini digunakan untuk mengatasi phobia. Caranya adalah mendekatkan benda yang ditakuti itu dengan hal-hal yang menyenangkan klien sehingga timbul asosiasi positif antara benda yang ditakuti dengan hal yang menyenangkan dan lama kelamaan fobia bisa hilang. Kelemahan teknik ini adalah sewaktu-waktu bisa timbul kembali kalau ada trauma baru, atau jika persoalan intinya belum terpecahkan bisa muncul dalam gejala/keluhan lain.
8.      Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavior Therapy/CBT)
Untuk mengatasi kelemahan terapi perilaku, dikembangkan terapi perilaku kognitif. Dalam teknik ini semua emosi negatif terhadap sesuatu benda/hal tertentu, dibahas tuntas secara rasional, sampai akhirnya klien tidak lagi melihat alasan mengapa ia harus beremosi negatif. Dan dia pun mengubah perilakunya menjadi lebih positif.
9.      Terapi seni (art therapy)
Biasanya digunakan seni rupa seperti melukis, patung. Dalam proses membuat benda seni itu, klien dapat melepaskan emosinya (katarsis) dan memproyeksikan perasaan-perasaannya sehingga terasa lebih ringan.
10.  Konseling
Teknik ini berbentuk wawancara, dimana terapis membantu klien untuk mencari penyelesaian yang terbaik umtuk masalahnya. Biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah ringan, seperti kesulitan belajar, atau kejenuhan dalam kerja. Di sekolah-sekolah konseling dilakukan oleh guru BP, di perusahan-perusahan dilakukan oleh bagian SDM (Sumber Daya Manusia). Jadi konseling tidak hanya dilakukan oelh psikolog atau psikiater.


Referensi:
Wirawan S. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.