Senin, 18 November 2013

Pengertian Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem Informasi berbasis Komputer adalah sistem pengolahan suatu data yang dirubah menjadi sebuah informasi yang memiliki kualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Terdapat istilah yang digunakan di dalamnya antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer.
Data
Data ialah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang dihadapi oleh individu. Pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.
Informasi
Informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
Sistem
Sistem merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sistem pembangkit informasi dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya, sistem informasi dapat menyediakan informasi yang  memiliki kualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.

Berbasis Komputer
Sistem Informasi dengan basis komputer memiliki makna bahwa komputer memainkan peranan penting dalam
sebuah sistem informasi. Secara teori, Komputer memang tidak harus digunakan dalam menerapkan kegiatan sebuah Sistem Informasi. Namun jika dipraktekan tanpa bantuan komputer, tidak mungkin sistem informasi yang sangat komplek bisa dijalankan dengan baik. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, pada kenyataannya selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.

Sistem Informasi Berbasis Komputer memiliki beberapa sub diantaranya:

Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem formal dan informal yang menyediakan informasi di masa lalu, sekarang, dan proyeksi masa depan baik secara lisan dan tulisan yang berhubungan dengan operasi perusahaan dan lingkungannya. Informasi ini penting bagi manajer atau karyawan dalam membantu pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Akutansi (SIA)
Merupakan sistem informasi yang melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan, yaitu sebagai pengolah data perusahaan, Perusahaan tidak dapat memilih untuk menggunakan SIA atau tidak, sistem ini merupakan keharusan. Semua perusahaan pada dasarnya melaksanakan prosedur-prosedur yang sama. SIA lebih berorientasi pada data dibanding pada informasi, walaupun ada beberapa informasi yang dihasilkan. SIA menyediakan database bagi sisten informasi lain. SIA adalah satu-satunya sistem informasi yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan informasi di luar perusahaan, meyediakan informasi untuk seluruh lingkungan kecuali pesaing.

Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System)
DSS adalah sistem yang berbasis komputer yang diharapkan untuk digunakan oleh manajer tertentu atau sekumpulan manajer pada setiap level organisasi dalam pembuatan keputusan sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang semi-struktural.

Sistem Pakar (Expert System)
ES adalah sebuah sistem informasi yang memiliki intelegensia buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensia manusia. Sistem pakar mirip dengan DSS yaitu bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untuk pemakai. Perbedaan ES dan DSS adalah kemampuan ES untuk menjelaskan alur penalarannya dalam mencapai suatu pemecahan tertentu. Sangat sering terjadi penjelasan cara pemecahan masalah ternyata lebih berharga dari pemecahannya itu sendiri.

Otomatisasi Perkantoran (Office Automation)
mencakup semua sistem formal dan informal yang pada intinya menekankan pada komunikasi informasi dari dan kepada orang-orang dalam perusahaan.

Referensi:
http://www.perpuskita.com/cbis/624/
http://www.smecda.com/e-book/SIM/simbab1.pdf

Selasa, 08 Oktober 2013

Sistem Informasi Psikologi


Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan tentang pengertian dari sistem informasi psikologi. Sebelum menjelaskan tentang sistem informasi psikologi, penulis akan menjelaskan definisi tentang sistem, informasi dan psikologi menurut para ahli.

A. Definisi Sistem
Ludwig Von Bartalanfy berpendapat bahwa, sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Sedangkan Anatol Raporot mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Defini lain yang dikemukakan oleh L. Ackof yang menyatakan sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Namun menurut L. James Havery, sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Menurut John Mc Manama, sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan unsur yang berhubungan, memiliki ketergantungan, serta mengikat satu sama lainnya untuk mencapai tujuan suatu tujuan yang efisien.

B. Definisi Informasi
Pengertian Informasi Menurut Raymond Mc.leod, Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat  ini atau mendatang. Sedangkan menurut Tata Sutabri, informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Definisi Informasi menurut tokoh lain yakni George H. Bodnar, mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Menurut  Lani Sidharta, informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas, maka informasi dapat disimpulkan sebagai data yang telah diolah dan memiliki makna bagi penerima sehingga dapat menjadi dasar atau landasan untuk pengambilan keputusan.

C. Definisi Psikologi
Ernest Hilgert (1957) mengatakan ” Psychology may be defined is the science that studies the behavior of man and other animal” yang artinya adalah psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku tingkah laku manusia dan hewan lainnya. Geoge A. Miller (1974:4) mengatakan : ” Psichology is the science that attamp to discribe, predict, and control mental and behavior events” artinya adalah psikologi adalah ilmu yang mencoba menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol mental dan tingkah laku. Clifford T. Morgan mengatakan ” Psychology is the science of human and animal behavior” atinya, Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan.
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dengan tujuan untuk menjelaskan, mendeskripsikan serta mengontrol tingkah laku manusia.

D. Definisi Sistem Informasi Psikologi
Dari definisi yang telah diuraikan diatas, maka sistem informasi psikologi dapat diartikan sebagai sistem yang didalamnya terdapat informasi-informasi yang memiliki kaitan dengan psikologi dan memiliki manfaat. Contohnya, ketika melakukan tes psikologi, tester dapat menggunakan teknologi sebagai alat bantu dibandingkan dengan cara manual.


Referensi:
http://www.zainalhakim.web.id/definisi-sistem-menurut-para-ahli.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-informasi-menurut-para-ahli.html
http://www.syafir.com/2011/06/19/pengertian-psikologi-menurut-para-ahli

Senin, 10 Juni 2013

Bentuk-bentuk Psikoterapi

Psikoterapi Suportif
Dalam psikoterapi suportif tujuannya adalah untuk mengobati gejala pasien sesegera mungkin dan untuk memfasilitasi keseimbangan mental secara menyeluruh dari pasien. Dengan tujuan ini teknik baru yang digunakan untuk memperkuat pertahanan yang ada, untuk mengembangkan lebih baik dan mekanisme baru untuk melanjutkan kontrol, dan untuk membangun kembali adaptasi. Dalam psikoterapi suportif ada upaya untuk mengubah karakter pasien dilakukan, tetapi ketika perubahan positif terjadi dalam hal ini, maka akan didukung. Dalam psikoterapi suportif, tidak ada pemulihan secara “penuh” dari pasien, melainkan hanya menghilangkan/menghapuskan gejala yang membuat pasien stress.

Contohnya: Terapi seperti Bimbingan, terapi lingkungan, terapi okupasi, yang melibatkan ketertarikan dari faktor eksternal, terapi seni kreatif seperti musik dan drama dapat diberikan sebagai contoh psikoterapi suportif. 

Psikoterapi Re-edukatif: 
Tujuan dalam psikoterapi re-edukatif adalah untuk menunjukkan pasien hubungan antara cara berpikir dan perilaku dan masalah dan untuk memfasilitasi pengembangan pola perilaku yang sehat. Dalam metode psikoterapi Re-edukatif tujuannya bukan lagi untuk mencari atau mengubah konflik dalam kesadaran neurotik dan ciri-ciri dari kepribadian tidak teratur. Namun tujuannya adalah untuk menghilangkan efek dari pola perilaku karakteristik pasien ketika bersosialisasi dan hubungan yang dijalinnya. 

Contoh psikoterapi re-edukatif bisa berupa perilaku, berbasis kognitif dan konsultasi berbasis psikoterapi, perkawinan dan terapi keluarga dan psikodrama

Psikoterapi Rekonstruksi
Tujuan psikoterapi jenis ini adalah untuk memfasilitasi wawasan pasien pada konflik bawah sadar, perubahan struktur karakter pasien dan membangun kembali kepribadian yang sehat. 
Ciri utama yang membedakan psikoterapi ini dari dua psikoterapi lainnya adalah, psikoterapi jenis ini mengembangkan wawasan. Psikoterapi suportif tidak berkaitan dengan wawasan dan psikoterapi re-edukatif tidak memiliki tujuan untuk meningkatkan wawasan, keduanya hanya memperkuat ketika hal tersebut muncul.

Contoh psikoterapi rekonstruktif bisa psikoanalisis Freudian klasik, analisis Ego, objek terapi hubungan, psikoterapi berorientasi psikoanalitik, analisis transaksional, analisis eksistensial.

Referensi :
http://www.umut.org.tr/en/kavramlar.aspx?id=24208 


Kamis, 18 April 2013

Perbedaan antara psikoterapi dengan konseling


Perbedaan antara psikoterapi dengan konseling

1.  Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi.
2.   Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan pendidikan pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan penyesuaian pengobatan.
3. Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
4. Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.













Referensi:
Mappiare, Andi. 1996. Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Senin, 01 April 2013

Pengertian Psikoterapi dan Jenis Psikoterapi


PSIKOTERAPI
Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien. Tujuan pikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
Berdasarkan teori dan teknik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi:
1.     Psikoanalisis
Teknik ini diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Sesuai dengan teorinya, Freud mencoba menjelajahi alam ketidaksadaran pasiennya melalui wawancara yang dinamakan asosiasi bebas. Tahap penting dari teknik ini adalah jika katarsis, yaitu pasien bisa meluapkan emosinya sehingga menimbulkan perasaan lega. Kelemahan teknik ini adalah bahwa proses penyembuhan bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
2.      Hypnoterapi
Sebelum teknik psikoanalisis diperkenalkan, psikiater menggunakan teknik hipnotis untuk menurunkan ambang kesadaran dan mensugesti pasien untuk sembuh. Teknik ini bisa langsung menghilangkan gejala (instant), tetapi hanya berlangsung sesaat dan akan kambuh lagi jika pengaruh sugesti sudah hilang. Oleh karena itu, sekarang dikembangkan teknik hynoterapi baru sehingga pasien atau klien bisa mensugesti dirinya sendiri, dan bisa sembuh total tanpa tergantung pada psikoterapis lagi.
3.      Terapi kelompok
Dalam teknik ini, psikoterapis mengajak beberapa orang dalam proses terapi. Orang-orang itu bisa terdiri atas sesama pasien dengan persoalan yang sejenis, bisa juga pasien dan keluarganya. Tujuannya adalah agar di bawah arahan psikoterapis, orang-orang  dalam kelompok itu bisa saling berbagi dan saling mendorong untuk kesembuhan.
4.      Terapi bermain
Teknik ini digunakan pada anak-anak. Tujuannya adalah agar sambil bermain, anak bisa memproyeksikan perasaan-perasaannya terhadap orang-orang yang menjadi sumber masalahnya, yang biasanya tersimpan dalam alam ketidaksadaran, dan tidak bisa dikeluarkan melalui wawancara biasa.
5.      Psikodrama
Sejumlah pasien dan atau pasien bersama keluarganya, bermain peran seakan-akan mereks mempunyai masalah yang harus diselesaikan bersama. Biasanya dilakukan tukar peran, agar pasien bisa memahami persoalannya dari sudut pandang orang lain sehingga lebih banyak pilihan jalan keluarnya.
6.      Terapi humanistik
Disebut juga client centered. Teknik yang dianjurkan oleh Carl Rogers ini beranggapan bahwa semua orang punya aspek positif dalam dirinya. Psikoterapis bertugas untuk membantu klien menelusuri semua potensi positif dalam dirinya, agar dia bisa mengembangkan dirinya secara positif dan meninggalkan gejala-gejala gangguan mentalnya.
7.      Terapi perilaku (behavior)
Dasar teorinya adalah teori belajar dari J.B. Watson (Behaviorism) yang menyatakan bahwa perilaku bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya reinforcement (ganjaran) yang positif (untuk mendorong) atau negatif (menghambat). Teknik ini digunakan untuk mengatasi phobia. Caranya adalah mendekatkan benda yang ditakuti itu dengan hal-hal yang menyenangkan klien sehingga timbul asosiasi positif antara benda yang ditakuti dengan hal yang menyenangkan dan lama kelamaan fobia bisa hilang. Kelemahan teknik ini adalah sewaktu-waktu bisa timbul kembali kalau ada trauma baru, atau jika persoalan intinya belum terpecahkan bisa muncul dalam gejala/keluhan lain.
8.      Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavior Therapy/CBT)
Untuk mengatasi kelemahan terapi perilaku, dikembangkan terapi perilaku kognitif. Dalam teknik ini semua emosi negatif terhadap sesuatu benda/hal tertentu, dibahas tuntas secara rasional, sampai akhirnya klien tidak lagi melihat alasan mengapa ia harus beremosi negatif. Dan dia pun mengubah perilakunya menjadi lebih positif.
9.      Terapi seni (art therapy)
Biasanya digunakan seni rupa seperti melukis, patung. Dalam proses membuat benda seni itu, klien dapat melepaskan emosinya (katarsis) dan memproyeksikan perasaan-perasaannya sehingga terasa lebih ringan.
10.  Konseling
Teknik ini berbentuk wawancara, dimana terapis membantu klien untuk mencari penyelesaian yang terbaik umtuk masalahnya. Biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah ringan, seperti kesulitan belajar, atau kejenuhan dalam kerja. Di sekolah-sekolah konseling dilakukan oleh guru BP, di perusahan-perusahan dilakukan oleh bagian SDM (Sumber Daya Manusia). Jadi konseling tidak hanya dilakukan oelh psikolog atau psikiater.


Referensi:
Wirawan S. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Sabtu, 01 Desember 2012

Akulturasi Psikologis


Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri.  Sebagai contoh, masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran, secara tidak langsung masyarakat pendatang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik mereka untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kebudayaan setempat.

Psikologi adalah disiplin akademis dan terapan yang melibatkan studi ilmiah tentang fungsi mental dan perilaku. Psikologi memiliki tujuan untuk memahami individu dan kelompok karena keduanya menetapkan prinsip-prinsip umum dalam meneliti.

Sehingga Akulturasi Psikologis dapat dikatakan sebagai percampuran antar kebudayaan atau kemampuan yang dimiliki oleh sesorang atau masyarakat.
 















reference :
http://www.pengertiandefinisi.com/2011/05/pengertian-akulturasi.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Psychology

Multikultural

Multikulturalisme adalah masyarakat yang memiliki beberapa budaya. Istilah ini digunakan dalam dua cara yang luas, baik secara deskriptif atau normatif. Sebagai istilah deskriptif, biasanya mengacu pada fakta sederhana keanekaragaman budaya yang secara umum diterapkan pada suatu demografi yang disusun dari tempat tertentu, kadang-kadang pada tingkat organisasi, misalnya sekolah, bisnis, lingkungan, kota, atau negara. Sebagai istilah normatif, mengacu pada ideologi atau kebijakan yang mempromosikan keragaman atau pelembagaannya, dalam pengertian ini, multikulturalisme adalah masyarakat memiliki kemudahan dengan lingkukangan yang kaya dari kehidupan manusia dan keinginan antara orang-orang untuk mengekspresikan identitas mereka sendiri dengan cara yang mereka lihat cocok. Seperti Ideologi atau kebijakan bervariasi, termasuk antar negara, mulai dari advokasi untuk menghormati satu sama lain dengan berbagai budaya dalam masyarakat, untuk kebijakan yang mendukung pemeliharaan keanekaragaman budaya, kebijakan di mana orang-orang dari berbagai etnis dan kelompok-kelompok keagamaan yang ditangani oleh pihak berwenang seperti yang didefinisikan oleh kelompok mereka miliki.

Namun, kedua istilah yang berbeda tersebut tampaknya memiliki strategi yang tidak konsisten telah dikembangkan melalui kebijakan dan strategi pemerintahan yang berbeda. Yang pertama berfokus pada interaksi dan komunikasi antara budaya yang berbeda. Interaksi budaya memberikan kesempatan bagi perbedaan budaya untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk menciptakan multikulturalisme. Yang kedua terfokus pada keragaman dan keunikan budaya. Isolasi budaya dapat melindungi keunikan budaya lokal suatu bangsa atau daerah dan juga berkontribusi terhadap keragaman budaya global. Aspek umum dari banyak kebijakan mengikuti pendekatan kedua adalah bahwa mereka menghindari menghadirkan nilai-nilai komunitas tertentu sperti etnis, agama, atau budaya sebagai pusat.


reference :
http://en.wikipedia.org/wiki/Multiculturalism