Senin, 10 Juni 2013

Bentuk-bentuk Psikoterapi

Psikoterapi Suportif
Dalam psikoterapi suportif tujuannya adalah untuk mengobati gejala pasien sesegera mungkin dan untuk memfasilitasi keseimbangan mental secara menyeluruh dari pasien. Dengan tujuan ini teknik baru yang digunakan untuk memperkuat pertahanan yang ada, untuk mengembangkan lebih baik dan mekanisme baru untuk melanjutkan kontrol, dan untuk membangun kembali adaptasi. Dalam psikoterapi suportif ada upaya untuk mengubah karakter pasien dilakukan, tetapi ketika perubahan positif terjadi dalam hal ini, maka akan didukung. Dalam psikoterapi suportif, tidak ada pemulihan secara “penuh” dari pasien, melainkan hanya menghilangkan/menghapuskan gejala yang membuat pasien stress.

Contohnya: Terapi seperti Bimbingan, terapi lingkungan, terapi okupasi, yang melibatkan ketertarikan dari faktor eksternal, terapi seni kreatif seperti musik dan drama dapat diberikan sebagai contoh psikoterapi suportif. 

Psikoterapi Re-edukatif: 
Tujuan dalam psikoterapi re-edukatif adalah untuk menunjukkan pasien hubungan antara cara berpikir dan perilaku dan masalah dan untuk memfasilitasi pengembangan pola perilaku yang sehat. Dalam metode psikoterapi Re-edukatif tujuannya bukan lagi untuk mencari atau mengubah konflik dalam kesadaran neurotik dan ciri-ciri dari kepribadian tidak teratur. Namun tujuannya adalah untuk menghilangkan efek dari pola perilaku karakteristik pasien ketika bersosialisasi dan hubungan yang dijalinnya. 

Contoh psikoterapi re-edukatif bisa berupa perilaku, berbasis kognitif dan konsultasi berbasis psikoterapi, perkawinan dan terapi keluarga dan psikodrama

Psikoterapi Rekonstruksi
Tujuan psikoterapi jenis ini adalah untuk memfasilitasi wawasan pasien pada konflik bawah sadar, perubahan struktur karakter pasien dan membangun kembali kepribadian yang sehat. 
Ciri utama yang membedakan psikoterapi ini dari dua psikoterapi lainnya adalah, psikoterapi jenis ini mengembangkan wawasan. Psikoterapi suportif tidak berkaitan dengan wawasan dan psikoterapi re-edukatif tidak memiliki tujuan untuk meningkatkan wawasan, keduanya hanya memperkuat ketika hal tersebut muncul.

Contoh psikoterapi rekonstruktif bisa psikoanalisis Freudian klasik, analisis Ego, objek terapi hubungan, psikoterapi berorientasi psikoanalitik, analisis transaksional, analisis eksistensial.

Referensi :
http://www.umut.org.tr/en/kavramlar.aspx?id=24208