Minggu, 14 Oktober 2012

Transmisi Kebudayaan dari Orang Tua kepada Anak


Budaya adalah seluruh cara hidup masyarakat atau kelompok berupa adat istiadat, bahasa, nilai, produk-produk fisik yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anak.
Transmisi budaya adalah diturunkannya kemampuan atau pengetahuan dari orang tua kepada anak-anak, secara biologis atau berupa pengajaran dari orang tua.

Dari definisi tentang transmisi budaya diatas dapat disimpulkan bahwa, secara biologis kemampuan dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Namun bukan hanya itu saja, kemampuan juga dapat diperoleh anak dengan cara pengasuhan atau pola asuh dari orang tua atau pengasuh. Dalam tulisan kali ini penulis akan membahas tentang transmisi budaya dari orang tua terhadap anak dari segi biologis dan pola pengasuhan serta persamaan dan perbedaan antar budaya.

Transmisi Biologis
Transmisi kemampuan secara biologis salah satunya adalah kemampuan melipat lidah, kemampuan untuk dapat melipat lidah tidak dapat dimiliki oleh setiap orang, karena kemampuan tersebut berhubungan dengan fenotipe dan genotipe. Jadi tidak setiap orang akan memiliki kemampuan dasar yang sama secara genetika, karena hal itu dipengaruhi oleh gen orang tua.

Persamaan  Transmisi Budaya
Jika kita memperhatikan anak-anak yang belum bisa bicara, kemudian anak-anak tersebut belajar mengucapkan kata-kata akan tetapi tidak memiliki arti. Kemudian dari kata-kata yang tidak memiliki arti tersebut berubah menjadi kata tunggal yang selanjutnya menjadi kombinasi dari kata sederhana. Proses belajar yang dilakukan oleh anak-anak tersebut adalah bersifat universal dan bawaan, karena anak-anak di seluruh dunia akan melakukan proses yang sama. Secara logika, anak akan dapat berbicara dengan bahasa yang digunakan oleh pengasuhnya, sebagai contoh seorang ibu mengajarkan bahasa inggris kepada anaknya maka kemungkinan besar anaknya akan dapat berbahasa inggris.


Perbedaan Transmisi Antar Budaya
            Setiap wilayah atau daerah memiliki kebudayaannya tersendiri baik itu dari segi bahasa, nilai dan lainnya. Perbedaan budaya juga memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan motorik anak, sebagai contoh ketika orang tua yang menopang anaknya dengan kaki mereka, kemudian melonjak-lonjakannya akan lebih cepat belajar untuk duduk dibanding dengan orang tua yang tidak melakukan hal demikian. Dengan kata lain, peran pola asuh orang tua/pengasuh memiliki pengaruh besar bagi perkembangan anak, perbedaan pola asuh pun akan mengakibatkan perkembangan yang berbeda bagi anak. Perbedaan dapat dilihat dari kecepatan dalam melakukan kegiatan atau perbedaan kemampuan yang didasarkan oleh pola asuh tersebut.

Referensi :
Papalia, Diane E. dkk, human development "perkembangan manusia" terjemahan Brian Marswendy. 2009 Jakarta: Salemba Humanika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar