Kamis, 17 Februari 2011

manusia, rasa ingin tahu dan pengetahuan

               Duuuhh.....berisik banget sich!!..suara orang yang terus mengoceh tidak karuan di samping rumahnya itu telah membuat Aman terbangun dari tidurnya, padahal Aman sangat mengantuk sehabis bergadang menonton bola semalam,..Aman menutup telinganya dengan bantal tapi tetap saja suara pak Imin terdengar di telinganya...hal ini sebenarnya sudah biasa ia dengar tapi entah karena Aman sedang sangat mengantuk atau bosan mendengar suara ocehan pak Imin, mungkin sudah lebih dari 9 tahun ia sudah dan terus bicara sendiri, Amanpun terbangun duduk dengan rambut acak-acakan, dengan bibir manyunnya..tidak pegal apa itu mulut sungutnya...?mending kalau ocehannya  enak di dengar, paling banter bisa nyaingin suara penyanyi idolanya si Gitgut ( Gita Gutawa red ) tapi boro-boro malah lebih mirip radio butut, parahnya lagi pengguna'an kata-katanya sangat vulgar dan risih untuk didengar oleh siapapun yang mungkin mendengarnya, bagaimana kalau anak kecil mendengar terus di ikuti bisa berabe kan?
               Ke'esokan harinya Aman semakin penasaran apa yang membuat pak Imin menjadi seperti sekarang ini, menurut desas desus pak Imin ada yang mengguna-gunai, mungkin orang yang sirik atau punya dendam kepadanya, tapi Aman tidak mau percaya begitu saja ia ingin mencari tahu lebih jauh lagi.
                Untuk itu Aman mulai mendekati Omon anak paling bontot pak Imin, yang tidak lain dan tidak bukan adalah teman masa kecilnya dulu, sruupp...ahhh sambil menyeruput segelas kopi Aman berbincang dengan Omon perihal bapaknya itu, dengan agak ragu tapi Aman tetap bertekad untuk membuatnya menjadi jelas, akhirnya Aman memberanikan diri bertanya kepada Omon, "Mon...emm..bapak kamu kayaknya kok sekarang jarang kedengaran lagi, sudah baikan ya"? ( sebaliknya)  Omon pun menjawab" ahh boro-boro Man...tambah parah malah"..dengan tampang bingungnya dan sedikit pura-pura terkejut Aman kembali bertanya, "memangnya awal mula bapak kamu jadi seperti sekarang itu kenapa Mon"? Omonpun mulai menerawang mengingat kembali sa'at-sa'at bapaknya itu mengalami permasalahan yang sekarang, Dulu bapak aku memang termasuk orang yang pendiam dan penyendiri, tapi itu tidak jadi masalah, semuanya di mulail ketika bapakku mengetahui bahwa petak tanah warisan yang menjadi haknya dijual oleh orang lain tanpa sepengetahuannya, dan dia tidak mendapat bagian dari hasil penjualan itu, karena itu bapakku sempat mengamuk, menghunuskan golok dan mengejar orang yang disinyalir telah merampas haknya, tapi syukur orang itu bisa di selamatkan dan bapak juga bisa ditenangkan...nahh sejak itu bapak menjadi semakin pendiam, mungkin fikirannya tidak bisa menerima, dan mulailah bapak berbicara sendiri dari pagi sampai pagi  lagi tanpa kenal lelah, keluargaku akhirnya membawa bapak berobat tapi nihil, bapak tidak kunjung sembuh dan malah makin menjadi-jadi, bahasan bapakpun  bertambah dari mulai masalah keluarga merembet ke ranah politik, ekonomi dan agama, bapak juga mengatakan hal-hal yang tidak sepantasnya tentang tokoh-tokoh agama di sekitar kampung, sesabar apapun aku jamin telinga mereka akan panas mendengarnya, ia juga tiba-tiba menjadi pandai dalam urusan agama yang sebelumnya tidak begitu, ia jadi mampu berceramah dengan menggunakan dalil-dalil agama dan ayat-ayat kitab suci, oleh karena itulah hampir semua paranormal yang pernah mengobati bapak berpendapat bahwa bapak dirasuki jin Islam.
            Cukup puas dengan informasi yang di dapatnya, Amanpun memilih untuk mengambil kesimpulan ilmiah bahwa keada'an pak Imin sekarang ini lebih disebabkan oleh karena depresi akut yang mengakibatkan pak Imin tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, oleh karena itu, kita sebaiknya menjadikan semua ini sebagai contoh agar kita tidak memendam suatu perso'alan sendiri, akan lebih baik jika kita meminta bantuan dan dorongan moril dari orang-orang yang kita sayang di sekitar kita, kini Aman jadi menaruh simpati kepada pak Imin, ia membayangkan betapa beratnya beban yang di hadapi keluarga pak Imin.
          
             

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar