PSIKOTERAPI
Psikoterapi
(Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya
jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan,
pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan
istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi
adalah upaya intervensi oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi
persoalannya. Pada dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka
perorangan, tetapi dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung
pada teori yang mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien.
Tujuan pikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang
terganggu agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut
bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
Berdasarkan teori dan
teknik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi:
1.
Psikoanalisis
Teknik ini diperkenalkan oleh Sigmund Freud. Sesuai
dengan teorinya, Freud mencoba menjelajahi alam ketidaksadaran pasiennya melalui
wawancara yang dinamakan asosiasi bebas. Tahap penting dari teknik ini adalah
jika katarsis, yaitu pasien bisa meluapkan emosinya sehingga menimbulkan
perasaan lega. Kelemahan teknik ini adalah bahwa proses penyembuhan bisa
berlangsung selama bertahun-tahun.
2.
Hypnoterapi
Sebelum teknik psikoanalisis diperkenalkan,
psikiater menggunakan teknik hipnotis untuk menurunkan ambang kesadaran dan
mensugesti pasien untuk sembuh. Teknik ini bisa langsung menghilangkan gejala (instant), tetapi hanya berlangsung
sesaat dan akan kambuh lagi jika pengaruh sugesti sudah hilang. Oleh karena
itu, sekarang dikembangkan teknik hynoterapi baru sehingga pasien atau klien
bisa mensugesti dirinya sendiri, dan bisa sembuh total tanpa tergantung pada
psikoterapis lagi.
3.
Terapi
kelompok
Dalam teknik ini, psikoterapis mengajak beberapa
orang dalam proses terapi. Orang-orang itu bisa terdiri atas sesama pasien
dengan persoalan yang sejenis, bisa juga pasien dan keluarganya. Tujuannya
adalah agar di bawah arahan psikoterapis, orang-orang dalam kelompok itu bisa saling berbagi dan
saling mendorong untuk kesembuhan.
4.
Terapi
bermain
Teknik ini digunakan pada anak-anak. Tujuannya
adalah agar sambil bermain, anak bisa memproyeksikan perasaan-perasaannya
terhadap orang-orang yang menjadi sumber masalahnya, yang biasanya tersimpan
dalam alam ketidaksadaran, dan tidak bisa dikeluarkan melalui wawancara biasa.
5.
Psikodrama
Sejumlah pasien dan atau pasien bersama keluarganya,
bermain peran seakan-akan mereks mempunyai masalah yang harus diselesaikan
bersama. Biasanya dilakukan tukar peran, agar pasien bisa memahami persoalannya
dari sudut pandang orang lain sehingga lebih banyak pilihan jalan keluarnya.
6.
Terapi
humanistik
Disebut juga client
centered. Teknik yang dianjurkan oleh Carl Rogers ini beranggapan bahwa
semua orang punya aspek positif dalam dirinya. Psikoterapis bertugas untuk
membantu klien menelusuri semua potensi positif dalam dirinya, agar dia bisa
mengembangkan dirinya secara positif dan meninggalkan gejala-gejala gangguan
mentalnya.
7.
Terapi
perilaku (behavior)
Dasar teorinya adalah teori belajar dari J.B. Watson
(Behaviorism) yang menyatakan bahwa
perilaku bisa ditimbulkan atau dihambat dengan memberinya reinforcement (ganjaran) yang positif (untuk mendorong) atau
negatif (menghambat). Teknik ini digunakan untuk mengatasi phobia. Caranya adalah mendekatkan benda yang ditakuti itu dengan
hal-hal yang menyenangkan klien sehingga timbul asosiasi positif antara benda
yang ditakuti dengan hal yang menyenangkan dan lama kelamaan fobia bisa hilang.
Kelemahan teknik ini adalah sewaktu-waktu bisa timbul kembali kalau ada trauma
baru, atau jika persoalan intinya belum terpecahkan bisa muncul dalam
gejala/keluhan lain.
8.
Terapi
perilaku kognitif (Cognitive Behavior
Therapy/CBT)
Untuk mengatasi kelemahan terapi perilaku,
dikembangkan terapi perilaku kognitif. Dalam teknik ini semua emosi negatif
terhadap sesuatu benda/hal tertentu, dibahas tuntas secara rasional, sampai
akhirnya klien tidak lagi melihat alasan mengapa ia harus beremosi negatif. Dan
dia pun mengubah perilakunya menjadi lebih positif.
9.
Terapi
seni (art therapy)
Biasanya digunakan seni rupa seperti melukis,
patung. Dalam proses membuat benda seni itu, klien dapat melepaskan emosinya
(katarsis) dan memproyeksikan perasaan-perasaannya sehingga terasa lebih
ringan.
10. Konseling
Teknik ini berbentuk wawancara, dimana terapis
membantu klien untuk mencari penyelesaian yang terbaik umtuk masalahnya.
Biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah ringan, seperti kesulitan
belajar, atau kejenuhan dalam kerja. Di sekolah-sekolah konseling dilakukan
oleh guru BP, di perusahan-perusahan dilakukan oleh bagian SDM (Sumber Daya
Manusia). Jadi konseling tidak hanya dilakukan oelh psikolog atau psikiater.
Referensi:
Wirawan S. 2010.
Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.